Kali ini saya ingin memposting tentang tulisan dari penulis novel, DARWIS TERE LIYE mengenai urusan perasaan yang saya dapat dari fanspage beliau DARWIS TERE LIE. Let's cekidot :D :D :D
1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan
membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak
ada ulama dari mazhab manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis,
mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan
jatuh cinta itu terjadi. Tiba2 perasaan itu sudah mekar tak berbilang.
2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah,
ini bagian yg menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what?
Kalian mau dekat2 dgn seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa,
apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah
konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja,
hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak
pacaran? Langsung menikah?
3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2,
batasan2 yg harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2,
batasan2 tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini,
karena kalian sudah tdk se-zona waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki
perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada
keinginan utk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang,
cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear,
orang2 sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut.
Mereka bisa mencakar2, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan
dan (maaf) is dead. Sy rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma
nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar
semua orang bisa punya pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri. Sy tdk
akan menggunakan dalil2 agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang
risih mendengarnya. Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.
4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana
dong? Ya silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati
adalah melepaskan. Catat itu baik2, tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga
pujangga amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah
melepaskan, lepaskan dia jauh2, maka kalau memang berjodoh, skenario
menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas
kemudian mau apa setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati.
Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar
paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh
dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai
usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan
pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak
paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak
hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg
mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih,
kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat
ikannya--asumsinya punya uang.
5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong?
Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran?
Nah itu dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu
memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah
bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh
jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh
motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber
energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan,
jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari
tangan bertahannya.
6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran,
gimana dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada
yg perlu dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal.
lantas? Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama
teman2, keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu.
Nggak seru, dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke
manalah, pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi
etalase industri entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat
siapapun tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak
dunia ini game over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua,
kakak, adik, teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus
belajar, produktif, dsbgnya.
7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini?
Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis
diary tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh
cerita2 curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu
perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2
datang ke sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang,
makannya paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak
tahu malu. Nah, ada loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia
sebenarnya juga norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih
kadang tdk merasa kalau sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga
kehormatan perasaan ini boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa
menjaga perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung
semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan
lebih besar. Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua,
bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian.
8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang
telah siap. Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan,
lantas silahkan libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2
yg menikah tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah
langgeng? Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap
saja umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih
dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir
menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak,
boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah
tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn
baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.
Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk
ingin kalian menghabiskan masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg
sebenarnya di usia kalian tdk penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg
paham, mengerti benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu
mengerikan. Masa' kalian mau dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan
bebas'. Saya bisa menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang
di muka bumi ini, di zaman sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga
dirinya. Kalau bisa, maka setan akan gigit jari.
Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga
itu bisa menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas,
hidup ini memiliki batasan2 yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta
tsb. Selalu ambil sisi positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda,
maka boleh jd kalian akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya,
mengambil yg bisa memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu
sj sy harus memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak
postingan soal ini, konsen saya.
Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret
dalam urusan ini, selain dgn tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa
sy sangat menghormati guru2, orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg
lebih kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2
mereka. Dan di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah
kalian sendiri.
* Nah bagaimana menurut kalian?? Setuju apa tidak??? Mari kita selalu berusaha menjadi pribadi lebih baik :D :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar