Lama nggak nulis yaaa... maklum baru sibuk-sibuknya jadi
Maba *cieeee...... :p :p
Sekarang mau nulis tentang Semarang part 2 aahhh...
Pokoknya tending
topic-nya baru adaptasi jadi anak Semarang lah
Tidak terasa sudah lebih dari
sebulan aku jadi mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Sebulan lebih menjadi
pendatang di Semarang. Menjalani rutinitas sebagai mahasiswa baru. Adaptasi
dengan lingkungan baru,teman baru,mata kuliah dan banyak lagi.. Yah,tidak
terasa waktu berlalu begitu cepatnya sampai-sampai kadang aku tidak sadar bahwa
umurku sudah hampir 19 tahun
Kali
ini aku mau berbagi pengalaman tentang menjadi MABA di FKM Undip. Dimulai dari
ceritaku mengapa aku memilih Fakultas ini .
Kisahku dimulai dari tahun
2013,dimana pada tahun itu aku mulai menjadi siswi kelas 12. Akhir tahun
2013,semua siswa kelas 12 bingung untuk menentukan jurusan apa yang akan
dipilih sebagai langkah untuk meneruskan pendidikan. Tak terkecuali aku.
Semuanya galau menentukan pilihan untuk langkah masa depannya.
Awal
Januari , pendaftaran SNMPTN dibuka. Ya, SNMPTN adalah pendaftaran masuk
perguruan tinggi tanpa melalui proses seleksi tulis. SNMPTN adalah jalur masuk
perguruan tinggi yang seleksinya menggunakan nilai rapor dan juga hasil UN.
Sistem seleksi SNMPTN yaitu dengan mengentry nilai yang ada di
rapor ke database ,kemudian siswa menentukan pilihan maksimal 3 jurusan dengan
ketentuan di satu universitas maksimal 2 jurusan dan boleh memilih dua
universitas berbeda akan tetapi salah satunya harus berada di provinsi yang
sama dengan lokasi SMA siswa. Bingung yaa??? Aku juga bingung ngejelasinnya
.... #hahahahaha...... Tanya guru BK aja deh daripada sesat :p :p :p
Oke back to the topic yaaaa...
Pada tahunku itu pendaftaran
SNMPTN dibuka pada akhir Januari 2014 kalau nggak salah (*maaf lupaa :p) dan
ditutup pada sekitar awal Maret (*iya nggak sihh??). Pokoknya awal-awal tahun
2014 deh....... Pada saat pendaftaran
itu dibuka dengan penuh semangat aku membuka web www.snmptn.ac.id , disaat semuanya masih santai
aku sudah mulai mengisi data-data.
Dengan percaya diri aku menulis pilihan jurusanku :
Pilihan pertama :
Universitas Diponegoro
1.
Kesehatan Masyarakat
2.
Ilmu Gizi
Pilihan kedua : Universitas
Gadjah Mada
1.
Kehutanan
Kenapa aku memilih itu?? Ya karena aku memang merasa bahwa
Kesehatan Masyarakat adalah passionku dan aku minat pada bidang itu. Sedangkan
pilihan yang lain hanya sebatas cadangan saja apalagi yang Kehutanan,hanya
sebagai alternatif saja.
Awalnya aku mengira semuanya akan
berjalan baik-baik saja , tidak ada halangan dan juga hambatan. Aku tunjukkan
pilihanku itu pada orang tuaku, ya kepada my beloved father. Aku tahu, raut
wajah orang yang aku sayang itu agak berubah ketika melihat pilihanku. Ya,agak
terkejut.
Padahal sebenarnya
dari aku kelas 11 atau kelas 2 SMA aku sudah pernah bilang kepada orang tuaku
bahwa aku ingin kuliah di luar Jogja. Pada saat itu orang tuaku hanya tertawa
dan bilang terserah,mungkin mereka menganggapku hanya bercanda,padahal
sebenarnya aku sangat serius saat bilang ingin kuliah di luar Jogja.
Beliau
bertanya padaku , alasan mengapa aku memilih jurusan itu. Beliau menyuruhku
untuk memilih jurusan yang ada di UGM. Aku menolak karena di UGM tidak ada jurusan
yang aku minati. Beliau memintaku untuk mempertimbangkan lagi , beliau
menginginkan ku untuk mendaftar di Gizi Kesehatan UGM. Sebenarnya aku juga
ingin,tapi aku sadar diri bahwa nilaiku tidak akan cukup bersaing dengan
teman-temanku yang lain. Peluangku kecil untuk lolos.
Padahal pada masa-masa
itu aku mulai lelah dengan materi-materi UN dan aku merasa sangat tidak siap
untuk ikut SBMPTN jikalau aku tidak lolos SNMPTN. Ku ungkapkan alasanku mengapa
memilih itu. Bapakku kemudian terdiam lama. Beliau tidak berkata apapun dan itu
pertama kalinya aku melihat beliau bersikap begitu.
Beliau tampak berpikir panjang. Terdiam dan menghindari
tatapan mataku. Hatiku sedih,antara harus mengikuti kemauan beliau atau
berjuang untuk hal yang aku impikan. Aku benar-benar tidak siap jikalau harus
ikut SBM,aku takut. Lalu akhirnya aku yang beranjak untuk meninggalkan bapakku
yang masih diam. Aku sedih dan pada saat itu aku benar-benar merasa bahwa
bapakku sangat menyayangiku :D :D
# Enggak tahu kenapa setiap cerita hal ini selalu akan ada
air mata :”) :”)
Oke cukup mellow nya :p :p , lanjut ceritanya yaa...
Dan waktu pun mulai berlalu dan
tak terasa waktu pendaftaran hampir ditutup. Aku masih mencoba merayu orang
tua,sampai-sampai kursi dan kalender di rumah dan semuanya pokoknya yang bisa
dicoret-coret aku tulis kata-kata UNDIP. Keinginanku tak tergoyahkan. Aku sudah
mantap akan pilihanku.
Apalagi waktu aku tes psikologi yang diadakan sekolah,
alternatif jurusan yang dituliskan untukku yaitu Kesehatan masyarakat dan gizi.
Selain itu aku yang ikut les untuk persiapan UN di salah satu bimbingan
belajar, ketika diminta memasukkan nilai rapor untuk prediksi nilai ku apakah
lolos SNMPTN apa tidak , ternyata hanya
kurang sedikit. Melihat hasil itu aku semakin yakin akan lolos SNMPTN karena
faktor penentu SNMPTN tidak hanya nilai rapor tetapi ada pula faktor
sekolah,alumni,prestasi dan lain sebagainya.
(bersambung ..............................) next part selanjutnyaaaaaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar