Minggu, 12 Oktober 2014

Semarang #2



Lama nggak nulis yaaa... maklum baru sibuk-sibuknya jadi Maba *cieeee...... :p :p
Sekarang mau nulis tentang Semarang part 2 aahhh...
Pokoknya tending topic-nya baru adaptasi jadi anak Semarang lah 

Tidak terasa sudah lebih dari sebulan aku jadi mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Sebulan lebih menjadi pendatang di Semarang. Menjalani rutinitas sebagai mahasiswa baru. Adaptasi dengan lingkungan baru,teman baru,mata kuliah dan banyak lagi.. Yah,tidak terasa waktu berlalu begitu cepatnya sampai-sampai kadang aku tidak sadar bahwa umurku sudah hampir 19 tahun 

                Kali ini aku mau berbagi pengalaman tentang menjadi MABA di FKM Undip. Dimulai dari ceritaku mengapa aku memilih Fakultas ini .
                Kisahku dimulai dari tahun 2013,dimana pada tahun itu aku mulai menjadi siswi kelas 12. Akhir tahun 2013,semua siswa kelas 12 bingung untuk menentukan jurusan apa yang akan dipilih sebagai langkah untuk meneruskan pendidikan. Tak terkecuali aku. Semuanya galau menentukan pilihan untuk langkah masa depannya. 

                                Awal Januari , pendaftaran SNMPTN dibuka. Ya, SNMPTN adalah pendaftaran masuk perguruan tinggi tanpa melalui proses seleksi tulis. SNMPTN adalah jalur masuk perguruan tinggi yang seleksinya menggunakan nilai rapor dan juga hasil UN.
Sistem seleksi SNMPTN  yaitu dengan mengentry nilai yang ada di rapor ke database ,kemudian siswa menentukan pilihan maksimal 3 jurusan dengan ketentuan di satu universitas maksimal 2 jurusan dan boleh memilih dua universitas berbeda akan tetapi salah satunya harus berada di provinsi yang sama dengan lokasi SMA siswa. Bingung yaa??? Aku juga bingung ngejelasinnya .... #hahahahaha...... Tanya guru BK aja deh daripada sesat :p :p :p 

Oke back to the topic yaaaa...
Pada tahunku itu pendaftaran SNMPTN dibuka pada akhir Januari 2014 kalau nggak salah (*maaf lupaa :p) dan ditutup pada sekitar awal Maret (*iya nggak sihh??). Pokoknya awal-awal tahun 2014 deh.......  Pada saat pendaftaran itu dibuka dengan penuh semangat aku membuka web www.snmptn.ac.id , disaat semuanya masih santai aku sudah mulai mengisi data-data.
Dengan percaya diri aku menulis pilihan jurusanku :
Pilihan pertama                : Universitas Diponegoro
1.       Kesehatan Masyarakat
2.       Ilmu Gizi
Pilihan kedua     : Universitas Gadjah Mada
1.       Kehutanan

Kenapa aku memilih itu?? Ya karena aku memang merasa bahwa Kesehatan Masyarakat adalah passionku dan aku minat pada bidang itu. Sedangkan pilihan yang lain hanya sebatas cadangan saja apalagi yang Kehutanan,hanya sebagai alternatif saja.

Awalnya aku mengira semuanya akan berjalan baik-baik saja , tidak ada halangan dan juga hambatan. Aku tunjukkan pilihanku itu pada orang tuaku, ya kepada my beloved father. Aku tahu, raut wajah orang yang aku sayang itu agak berubah ketika melihat pilihanku. Ya,agak terkejut.
Padahal sebenarnya dari aku kelas 11 atau kelas 2 SMA aku sudah pernah bilang kepada orang tuaku bahwa aku ingin kuliah di luar Jogja. Pada saat itu orang tuaku hanya tertawa dan bilang terserah,mungkin mereka menganggapku hanya bercanda,padahal sebenarnya aku sangat serius saat bilang ingin kuliah di luar Jogja.

                Beliau bertanya padaku , alasan mengapa aku memilih jurusan itu. Beliau menyuruhku untuk memilih jurusan yang ada di UGM. Aku menolak karena di UGM tidak ada jurusan yang aku minati. Beliau memintaku untuk mempertimbangkan lagi , beliau menginginkan ku untuk mendaftar di Gizi Kesehatan UGM. Sebenarnya aku juga ingin,tapi aku sadar diri bahwa nilaiku tidak akan cukup bersaing dengan teman-temanku yang lain. Peluangku kecil untuk lolos.

 Padahal pada masa-masa itu aku mulai lelah dengan materi-materi UN dan aku merasa sangat tidak siap untuk ikut SBMPTN jikalau aku tidak lolos SNMPTN. Ku ungkapkan alasanku mengapa memilih itu. Bapakku kemudian terdiam lama. Beliau tidak berkata apapun dan itu pertama kalinya aku melihat beliau bersikap begitu.

Beliau tampak berpikir panjang. Terdiam dan menghindari tatapan mataku. Hatiku sedih,antara harus mengikuti kemauan beliau atau berjuang untuk hal yang aku impikan. Aku benar-benar tidak siap jikalau harus ikut SBM,aku takut. Lalu akhirnya aku yang beranjak untuk meninggalkan bapakku yang masih diam. Aku sedih dan pada saat itu aku benar-benar merasa bahwa bapakku sangat menyayangiku :D :D
# Enggak tahu kenapa setiap cerita hal ini selalu akan ada air mata :”) :”)

Oke cukup mellow nya :p :p , lanjut ceritanya yaa...
Dan waktu pun mulai berlalu dan tak terasa waktu pendaftaran hampir ditutup. Aku masih mencoba merayu orang tua,sampai-sampai kursi dan kalender di rumah dan semuanya pokoknya yang bisa dicoret-coret aku tulis kata-kata UNDIP. Keinginanku tak tergoyahkan. Aku sudah mantap akan pilihanku. 
Apalagi waktu aku tes psikologi yang diadakan sekolah, alternatif jurusan yang dituliskan untukku yaitu Kesehatan masyarakat dan gizi. Selain itu aku yang ikut les untuk persiapan UN di salah satu bimbingan belajar, ketika diminta memasukkan nilai rapor untuk prediksi nilai ku apakah lolos  SNMPTN apa tidak , ternyata hanya kurang sedikit. Melihat hasil itu aku semakin yakin akan lolos SNMPTN karena faktor penentu SNMPTN tidak hanya nilai rapor tetapi ada pula faktor sekolah,alumni,prestasi dan lain sebagainya.


(bersambung ..............................) next part selanjutnyaaaaaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar