Hawa segar langsung
menyambutku takatla pintu rumah terbuka. Bau tanah yang basah begitu menusuk
hidung. Dari kejauhan terdengar suara kokok ayam jago yang bersahut-sahutan.
Langit timur belum menampakkan guratan cahayanya yang jelita. Beberapa bintang
masih terlihat di langit,seakan masih
enggan
akan kedatangan pagi yang cerah.
“ Hey.. Pagi-pagi kok sudah melamun?? Katanya tadi mau
menyapu halaman rumah?? Buruan sana keburu siang, “ suara yang sudah sangat aku
kenal terdengar dan membuyarkan
semua imajinasi yang tengah melukiskan suasana indah pagiku.
“ Iya,Bu. Ini baru mau ambil sapu ,“ bergegas aku menuju
samping rumah untuk mengambil
sapu lidi.
SREK.... SREK...SREK
Suara sapuku yang
bergesekan dengan tanah terdengar indah beradu dengan kicauan burung-burung
yang nyaring. Untuk mengusir rasa jenuh,aku bernyanyi lirih.
DUGG.... Awww,.
Sebuah bola mengenai
kepalaku. Aduh.. siapa sih yang iseng??
Pagi-pagi kok udah nimpuk orang,batinku menggerutu kesal. Tiba-tiba
terdengar langkah kaki,segera aku memutar badan untuk mengetahui siapa pemilik
bola yang sudah membuat waktuku terbuang
percuma. Terlihat sesosok tubuh
yang berpakaian layaknya pemain bola. Segera aku perlihatkan kemarahan di
wajahku.
“ Idih.. Rajin sekali
anak mami,” kata orang yang tadi menimpukku. Rio namanya. Dia adalah teman
sekaligus tetanggaku. Dia lalu melanjutkan menggoda aku ,“Ckck.. Pagi-pagi kok
mukanya udah manyun. Jelek banget ah “
“ Biarin. Suka-suka aku
dong…,” kataku kesal melihat sikapnya yang tidak merasa bersalah. Apalagi
dengan santai dia mengambil bola yang ada didekatku.
“ RIOO.. “
“ Apa sih,Citra?? Nggak usah teriak-teriak gitu deh “
“ Kamu itu nggak peka banget sih. Aku marah sama kamu”
“ Emang salahku apa?? ”
“ Bola kamu tadi kena kepalaku tau..,”
“ Eh,emang iya?? Ya udah deh aku minta maaf “
Huft,akhirnya
dia minta maaf. Tapi kok tampangnya masih biasa aja. Nggak nunjukin rasa
penyesalan ya??,batinku
menggerutu. “ Pokoknya kamu harus gantiin aku menyapu halaman ini. Awas ya
kalau nggak mau ”
“Aduh,maaf ya Citra. Aku nggak bisa.Lain kali
aja,ya,aku ada urusan lain nih ,” Rio berkata seraya mulai berjalan menuju
rumahnya.
“ Rio..,” teriakku kesal.
“ Maaf ya,Citra. Kali ini aku benar-benar nggak bisa.
Aku udah ditunggu teman-teman untuk latihan bareng”
“ Idihh.. Kayak pemain bola professional aja. Telat
sedikit kena sanksi. Lagian kamu itu kan bukan pemain bola sungguhan. Nggak
usah sok penting dan jadi bintang lapangan gitu dong ,”
Mendengar perkataanku,langkah kaki Rio mendadak berhenti untuk beberapa
lama. Tanpa membalas ucapanku tadi dia berjalan cepat menuju rumahnya dan sama
sekali tidak menoleh kepadaku.
Aduhhhh,aku salah ngomong yaa??? Kok sepertinya dia
marah??:’(
^^^^^^^
Sepanjang siang,aku
merenungkan kata-kata terakhir yang aku ucapkan pada Rio. Tapi aku tak jua
menemukan letak kesalahan dari kalimatku. Padahal sebenarnya aku hanya
bermaksud bercanda. Setelah beberapa lama berpikir,akhirnya aku memutuskan
untuk mendatangi rumahnya.
Berbekal setengah potong cokelat batang,aku pergi menuju rumah Rio. Aku
bertekad untuk meminta maaf padanya.
“TOK..TOK..TOK… “ Assalamu’alaikum “
“ Wa’alaikum salam. Eh,nak Citra. Ayo masuk..”
“Nggak usah Tante. Saya cuma sebentar. Rionya ada??”
“Rio baru main futsal sama teman-temannya nak Citra”
“Oh,begitu ya tante.Ya sudah kalau begitu. Saya pamit
dulu. Makasih ya,Tante “
Sampai di rumah ,aku merasa gelisah karena belum bisa bertemu Rio.
Perasaanku tidak tenang. Akhirnya cokelat yang awalnya untuk Rio,aku makan
untuk mengurangi rasa gelisahku. Kata orang-orang,makan cokelat bisa mengurangi
rasa gelisah dan bisa membuat hati maupun pikiran kita jauh lebih tenang .
Benar nggak sih teori itu?? Benar atau tidaknya,yang penting cokelatnya aku
makan aja deh.
Setelah selesai menghabiskan cokelat,aku berusaha tidur. Tetapi setelah
cukup lama berbaring,aku belum juga bisa memejamkan mata ku. Aku masih tidak
tenang karena Rio tidak jua mengirim kabar kepadaku. Akhirnya aku putuskan
untuk mengirim sms pada dia.
To : RIo jelex
From : Citra
Ri..qm mrh
ya sama aku??
Kirim. Yess,terkirim.
2 menit….3 menit….10 menit….30 menit. Belum juga terdengar ringtone
tanda sms masuk.Ah,Rio jahat deh. Nggak biasanya dia begini. Biasanya kalau aku
sms,paling lama 7 menit udah dia balas. Sekarang kok smsku nggak dibalas sama
sekali. Berkali-kali aku melihat layar hpku. Karena bosan menunggu balasan sms
dari Rio,aku pun tertidur
^^^^^
TEEEEEEEET…..
Aku baru saja memarkirkan sepeda motorku ketika terdengar bel masuk
berbunyi. “Ah,semua ini gara-gara Rio nih,” gerutuku sebal. Aku lalu melihat
layar hp ku lagi,tak ada sms balasan dari Rio.
Di sekolah aku tidak bisa berkonsentrasi menerima
pelajaran. Pikiranku dipenuhi oleh rasa bersalahku terhadap Rio.Selama ini,aku
dan Rio jarang bertengkar. Dan hal tersebut baru sekali terjadi. Rio kenapa sih?? Nggak biasanya deh kayak
gini. Masalahnya,kalau Rio benar-benar marah,nanti aku yang repot. Biasanya
dia membantu aku menyapu,menyiram
tanaman dan mengantarkanku pergi kemana aja. Kalau dia marah,siapa yang mau
gantiin dia?? Dia juga selalu ingat aku setiap kali dia punya cokelat,sehingga
dia selalu membagi cokelatnya padaku. Haduhh.. kenapa aku jadi ge-er??
“Cit.. Citra..,” eh,kok ada suara Tyas. Bukannya aku
masih dirumah ya?? Jangan-jangan….
“Citra…”
“Iya.. Ada apa,Yas?”
“ Kamu disuruh Pak Rendi mengerjakan soal nomor 2 di
papan tulis,“. Hahh.. Pak Rendi?? Pak
Rendi kan nama guru kimiaku?? Haduhh,gawat ini…..
“Citra,segera kerjakan! Jangan membuang waktu,” kata Pak Rendi mulai tidak sabar.
Aku melirik Tyas meminta bantuannya. Aku tatap dia dengan tatapan
memohon, “ Maaf,Citra. Ini kan salah kamu. Lain kali jangan
diulanginya” bisikan halus Tyas terdengar bagaikan
drum yang amat keras di
telingaku. Badanku pun seketika menjadi lemas. Melihat tubuhku yang lemas,Pak
Rendi berkata,” Kamu sedang sakit,Citra?? Kalau sakit,silakan istirahat di UKS
“.
Kalimat terakhir yang diucapkan Pak Rendi terdengar laksana air ditengah
gurun pasir. Aku pun mengangguk. Dan tanpa membuang waktu,aku berdiri dan
meminta izin keluar. Tak lupa aku ucapkan rasa terima kasihku pada Pak Rendi.
Sekilas aku lirik Tyas yang tengah memandangku dengan tatapan tidak ikhlas.
Hahahahaa....
Aku tersenyum mengejeknya.
^^^^^
Sore harinya,aku datang
lagi ke rumah Rio. Namun lagi-lagi dia tidak ada di rumah. Ibunya mengatakan
bahwa Rio tengah bermain bola di lapangan desa.
Sehingga ,sebuah cokelat batang utuh yang tadinya ingin aku berikan
langsung padanya,hanya bisa aku titipkan pada ibunya.
Rio,kenapa kamu nggak dirumah lagi?? Sebenarnya kamu
memang benar-benar sibuk atau kamu sengaja menghindar dari aku?? Setiap kali
aku ke rumahmu,pasti kamu nggak ada.
Aku bergegas pulang.
Sudah ku putuskan untuk menyusul Rio ke lapangan. Namun,aku juga tidak mau
kesana sendirian.Akhirnya aku meminta Tyas untuk menemaniku. Saat aku tiba di
rumahnya,dia sedang sibuk mencabuti rumput di halaman rumahnya. Sekitar 20
menit,aku harus menunggu Tyas yang sedang berdandan.
“ Kita sampai…,” kata Tyas tiba-tiba yang membuatku mengerem mendadak.
“ Iya tau. Biasa aja kali,” sergahku kesal. Namun Tyas hanya tertawa
melihat kekesalanku.
“ Itu Rio,Cit. Ya ampun,keren banget dia mainnya. Seperti pemain timnas
aja,ya,” kata Tyas yang lagi-lagi membuatku terkejut. Aku hanya diam saja. “
Idihh,biasa aja kali liatnya. Nggak usah terlalu kagum gitu. Kalau dia jadi
pemain timnas pasti banyak yang ngefans. Tapi santai aja, Cit,dia orangnya
setia kok. Jadi kamu nggak perlu cemburu sama fans-fans dia ,” ucap Tyas seraya
menepuk-nepuk punggungku. “Nggak usah ngarang deh. Kita Cuma teman ”,
ucapku jengkel.
“ Ha ha ha ha” Tyas tertawa penuh kemenangan melihat kekesalanku.
Dasar….
Saat Rio menatap ke arahku,buru-buru aku berteriak,”RIO..”
Namun dia diam saja. Tidak memedulikan panggilanku.
^^^^^
Rio,Rio.. kamu
kenapa sih?? Aku bingung dengan sikapmu akhir-akhir ini. Kenapa kamu nggak
ngasih kabar ?? Sms nggak pernah.. telpon nggak pernah.. aku sms nggak dibalas,
aku telpon nggak diangkat,jadi inget lagu “ ditelepon nggak bisa , disms nggak
dibalas….” Aduhh,malah nglantur ah.
Suara ringtone hpku terdengar. Aku bergegas mengambil hp ku yang ku
letakkan di atas meja belajarku. Semoga dari Rio
From : TyaSS iMut
To : Citra
Jgn lupa bwa uang ya besok. Bwt byr utg,wkwkw :P
Ihh, dasar nggak jelas banget. Kirain dari Rio. Ehm,aku baru sadar kalau raut wajah Rio
akhir-akhir ini keliatan
lebih bahagia. Sepertinya sebuah masalah besar yang dulu
membuat dia tertekan,kini udah selesai.
Tapi
kenapa dia enggak pernah cerita sama aku?? Atau aku yang kurang perhatian ya
sama Rio??
Karena terlalu dibayangi rasa bersalah,akhir-akhir ini
aku selalu memikirkan Rio. Yah,wajar saja. Ini baru pertama kalinya aku dan Rio marahan.
Selama ini kita nggak pernah marahan. Pernah sih marahan,tapi itu dulu
banget,saat aku melempari cewek yang dia suka pake ular mainan karet sampai dia
nangis. Tapi itu pun marahannya nggak lama.
TOK..TOK.. TOK..
Terdengar suara pintu di ketok. Aku pun bergegas berlari membuka pintu.
Namun begitu pintu aku buka,aku tidak melihat ada orang di depan rumah. Aku
hanya menemukan sebuah surat yang beramplop warna biru kesukaanku.
Aku lalu membacanya.
Halo
citraa....
,aku
tau kamu pasti bingung ya melihat ulahku
Maaf
deh yaa..:-P
Aku
nggak pernah balas sms kamu,karna aku nggak punya pulsa sayang.. haha
Aku
nggak marah sama kamu tapi aku agak tersinggung sama pernyataan kamu kemarin.
Kamu
nggak tau ya.. aku itu pernah terobsesi jadi pemain bola profesional.
Dulu
aku ingin sekali ikut klub sepakbola. Saat aku masih kecil,aku pernah bilang
sama orangtuaku. Tapi saat itu orangtuaku nggak punya uang. Ekonomi keluargaku
belum sebagus sekarang
,jadi
aku kubur impian ku dalam-dalam.
Saat
itu aku sempat agak frustasi. Aku marah pada keadaanku. Tapi mau gimana
lagi,sepertinya Tuhan memang nggak mengijinkan.
Lagian
kalau saat itu aku beneran ikut klub,pasti sekarang aku udah jadi pemain bola profesional
dan TERKENAL :-P,hahaha
Trus
aku sibuk,nggak sempet jadi sopirmu kan?? Kamu pasti kesepian :p
So,aku
udah bisa nerima kenyataan,kalau aku hanya seorang pelajar biasa dan aku
bersyukur karena aku punya teman BAWEL kayak kamu ,yg mungkin nggak aku temukan
kalau aku jadi seorang pemain bola.
,jadi
Citra,kamu harus maklum sama kecintaanku sama sepakbola
Yahh,karena
temanmu yang ganteng ini bukan cuma hobi sepakbola tapi aku sangat CINTA dan
TEROBSESI sama sepak bola
Temanmu
RIO
Tak
terasa airmataku jatuh membasahi pipi. Aku tutup surat yang berisi tulisan Rio
dengan perasaan campur aduk. Antara lega,bahagia dan menyesal.
Ah ,Rio. Makasih... maafin aku
ya.Aku terlalu berburuk sangka sama kamu
Aku bukan teman baik untukmu.
Maafin aku....
Ternyata aku belum benar-benar
mengenal kamu...
#CERPEN INI DITULIS UNTUK TUGAS BAHASA INDONESIA KELAS X YANG BERDASARKAN KISAH NYATA YANG DIBUMBUI DENGAN FIKSI YANG BANYAK :P :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar