Senin, 02 Juni 2014

SEBAIT CERITA KITA



Hawa segar langsung menyambutku takatla pintu rumah terbuka. Bau tanah yang basah begitu menusuk hidung. Dari kejauhan terdengar suara kokok ayam jago yang bersahut-sahutan. Langit timur belum menampakkan guratan cahayanya yang jelita. Beberapa bintang masih terlihat di langit,seakan masih enggan akan kedatangan pagi yang cerah.
            “ Hey.. Pagi-pagi kok sudah melamun?? Katanya tadi mau menyapu halaman rumah?? Buruan sana keburu siang, “ suara yang sudah sangat aku kenal terdengar dan membuyarkan semua imajinasi yang tengah melukiskan suasana indah pagiku.
            “ Iya,Bu. Ini baru mau ambil sapu ,“ bergegas aku menuju samping rumah untuk mengambil sapu lidi.
 SREK.... SREK...SREK
Suara sapuku yang bergesekan dengan tanah terdengar indah beradu dengan kicauan burung-burung yang nyaring. Untuk mengusir rasa jenuh,aku bernyanyi lirih.
DUGG.... Awww,.
Sebuah bola mengenai kepalaku. Aduh.. siapa sih yang iseng?? Pagi-pagi kok udah nimpuk orang,batinku menggerutu kesal. Tiba-tiba terdengar langkah kaki,segera aku memutar badan untuk mengetahui siapa pemilik bola yang sudah membuat waktuku  terbuang percuma. Terlihat sesosok tubuh yang berpakaian layaknya pemain bola. Segera aku perlihatkan kemarahan di wajahku.
            “ Idih.. Rajin sekali anak mami,” kata orang yang tadi menimpukku. Rio namanya. Dia adalah teman sekaligus tetanggaku. Dia lalu melanjutkan menggoda aku ,“Ckck.. Pagi-pagi kok mukanya udah manyun. Jelek banget ah “
            “ Biarin. Suka-suka aku dong…,” kataku kesal melihat sikapnya yang tidak merasa bersalah. Apalagi dengan santai dia mengambil bola yang ada didekatku.
 “ RIOO.. “
“ Apa sih,Citra?? Nggak usah teriak-teriak gitu deh “
“ Kamu itu nggak peka banget sih. Aku marah sama kamu”
“ Emang salahku apa?? ”
“ Bola kamu tadi kena kepalaku tau..,”
“ Eh,emang iya?? Ya udah deh aku minta maaf “
Huft,akhirnya dia minta maaf. Tapi kok tampangnya masih biasa aja. Nggak nunjukin rasa penyesalan ya??,batinku menggerutu. “ Pokoknya kamu harus gantiin aku menyapu halaman ini. Awas ya kalau nggak mau ”
“Aduh,maaf ya Citra. Aku nggak bisa.Lain kali aja,ya,aku ada urusan lain nih ,” Rio berkata seraya mulai berjalan menuju rumahnya.
“ Rio..,” teriakku kesal.
“ Maaf ya,Citra. Kali ini aku benar-benar nggak bisa. Aku udah ditunggu teman-teman untuk latihan bareng”
“ Idihh.. Kayak pemain bola professional aja. Telat sedikit kena sanksi. Lagian kamu itu kan bukan pemain bola sungguhan. Nggak usah sok penting dan jadi bintang lapangan gitu dong ,”
Mendengar perkataanku,langkah kaki Rio mendadak berhenti untuk beberapa lama. Tanpa membalas ucapanku tadi dia berjalan cepat menuju rumahnya dan sama sekali tidak menoleh kepadaku.
Aduhhhh,aku salah ngomong yaa??? Kok sepertinya dia marah??:’(
^^^^^^^
            Sepanjang siang,aku merenungkan kata-kata terakhir yang aku ucapkan pada Rio. Tapi aku tak jua menemukan letak kesalahan dari kalimatku. Padahal sebenarnya aku hanya bermaksud bercanda. Setelah beberapa lama berpikir,akhirnya aku memutuskan untuk mendatangi rumahnya.
Berbekal setengah potong cokelat batang,aku pergi menuju rumah Rio. Aku bertekad untuk meminta maaf padanya.
“TOK..TOK..TOK… “ Assalamu’alaikum “
“ Wa’alaikum salam. Eh,nak Citra. Ayo masuk..”
“Nggak usah Tante. Saya cuma sebentar. Rionya ada??”
“Rio baru main futsal sama teman-temannya nak Citra”
“Oh,begitu ya tante.Ya sudah kalau begitu. Saya pamit dulu. Makasih ya,Tante “
Sampai di rumah ,aku merasa gelisah karena belum bisa bertemu Rio. Perasaanku tidak tenang. Akhirnya cokelat yang awalnya untuk Rio,aku makan untuk mengurangi rasa gelisahku. Kata orang-orang,makan cokelat bisa mengurangi rasa gelisah dan bisa membuat hati maupun pikiran kita jauh lebih tenang . Benar nggak sih teori itu?? Benar atau tidaknya,yang penting cokelatnya aku makan aja deh.
Setelah selesai menghabiskan cokelat,aku berusaha tidur. Tetapi setelah cukup lama berbaring,aku belum juga bisa memejamkan mata ku. Aku masih tidak tenang karena Rio tidak jua mengirim kabar kepadaku. Akhirnya aku putuskan untuk mengirim sms pada dia.
To       : RIo jelex
From   : Citra
Ri..qm mrh ya sama aku??
Kirim. Yess,terkirim.
2 menit….3 menit….10 menit….30 menit. Belum juga terdengar ringtone tanda sms masuk.Ah,Rio jahat deh. Nggak biasanya dia begini. Biasanya kalau aku sms,paling lama 7 menit udah dia balas. Sekarang kok smsku nggak dibalas sama sekali. Berkali-kali aku melihat layar hpku. Karena bosan menunggu balasan sms dari Rio,aku pun tertidur
^^^^^
TEEEEEEEET…..
Aku baru saja memarkirkan sepeda motorku ketika terdengar bel masuk berbunyi. “Ah,semua ini gara-gara Rio nih,” gerutuku sebal. Aku lalu melihat layar hp ku lagi,tak ada sms balasan dari Rio.
Di sekolah aku tidak bisa berkonsentrasi menerima pelajaran. Pikiranku dipenuhi oleh rasa bersalahku terhadap Rio.Selama ini,aku dan Rio jarang bertengkar. Dan hal tersebut baru sekali terjadi. Rio kenapa sih?? Nggak biasanya deh kayak gini. Masalahnya,kalau Rio benar-benar marah,nanti aku yang repot. Biasanya dia  membantu aku menyapu,menyiram tanaman dan mengantarkanku pergi kemana aja. Kalau dia marah,siapa yang mau gantiin dia?? Dia juga selalu ingat aku setiap kali dia punya cokelat,sehingga dia selalu membagi cokelatnya padaku. Haduhh.. kenapa aku jadi ge-er??
Cit.. Citra..,” eh,kok ada suara Tyas. Bukannya aku masih dirumah ya?? Jangan-jangan….
“Citra…”
“Iya.. Ada apa,Yas?”
“ Kamu disuruh Pak Rendi mengerjakan soal nomor 2 di papan tulis,“. Hahh.. Pak Rendi?? Pak Rendi kan nama guru kimiaku?? Haduhh,gawat ini…..
Citra,segera kerjakan! Jangan membuang waktu,”  kata Pak Rendi mulai tidak sabar.
Aku melirik Tyas meminta bantuannya. Aku tatap dia dengan tatapan memohon, “ Maaf,Citra. Ini kan salah kamu. Lain kali jangan diulanginya” bisikan halus Tyas terdengar bagaikan drum yang amat keras di telingaku. Badanku pun seketika menjadi lemas. Melihat tubuhku yang lemas,Pak Rendi berkata,” Kamu sedang sakit,Citra?? Kalau sakit,silakan istirahat di UKS “.
Kalimat terakhir yang diucapkan Pak Rendi terdengar laksana air ditengah gurun pasir. Aku pun mengangguk. Dan tanpa membuang waktu,aku berdiri dan meminta izin keluar. Tak lupa aku ucapkan rasa terima kasihku pada Pak Rendi. Sekilas aku lirik Tyas yang tengah memandangku dengan tatapan tidak ikhlas.
Hahahahaa.... Aku tersenyum mengejeknya.
                                                            ^^^^^
            Sore harinya,aku datang lagi ke rumah Rio. Namun lagi-lagi dia tidak ada di rumah. Ibunya mengatakan bahwa Rio tengah bermain bola di lapangan desa.  Sehingga ,sebuah cokelat batang utuh yang tadinya ingin aku berikan langsung padanya,hanya bisa aku titipkan pada ibunya.
Rio,kenapa kamu nggak dirumah lagi?? Sebenarnya kamu memang benar-benar sibuk atau kamu sengaja menghindar dari aku?? Setiap kali aku ke rumahmu,pasti kamu nggak ada.
            Aku bergegas pulang. Sudah ku putuskan untuk menyusul Rio ke lapangan. Namun,aku juga tidak mau kesana sendirian.Akhirnya aku meminta Tyas untuk menemaniku. Saat aku tiba di rumahnya,dia sedang sibuk mencabuti rumput di halaman rumahnya. Sekitar 20 menit,aku harus menunggu Tyas yang sedang berdandan.
“ Kita sampai…,” kata Tyas tiba-tiba yang membuatku mengerem mendadak.
“ Iya tau. Biasa aja kali,” sergahku kesal. Namun Tyas hanya tertawa melihat kekesalanku.
“ Itu Rio,Cit. Ya ampun,keren banget dia mainnya. Seperti pemain timnas aja,ya,” kata Tyas yang lagi-lagi membuatku terkejut. Aku hanya diam saja. “ Idihh,biasa aja kali liatnya. Nggak usah terlalu kagum gitu. Kalau dia jadi pemain timnas pasti banyak yang ngefans. Tapi santai aja, Cit,dia orangnya setia kok. Jadi kamu nggak perlu cemburu sama fans-fans dia ,” ucap Tyas seraya menepuk-nepuk punggungku. “Nggak usah ngarang deh. Kita Cuma teman ”, ucapku jengkel.
“ Ha ha ha ha” Tyas tertawa penuh kemenangan melihat kekesalanku. Dasar….
Saat Rio menatap ke arahku,buru-buru aku berteriak,”RIO..”
Namun dia diam saja. Tidak memedulikan panggilanku.
^^^^^
 Rio,Rio.. kamu kenapa sih?? Aku bingung dengan sikapmu akhir-akhir ini. Kenapa kamu nggak ngasih kabar ?? Sms nggak pernah.. telpon nggak pernah.. aku sms nggak dibalas, aku telpon nggak diangkat,jadi inget lagu “ ditelepon nggak bisa , disms nggak dibalas….” Aduhh,malah nglantur ah.
Suara ringtone hpku terdengar. Aku bergegas mengambil hp ku yang ku letakkan di atas meja belajarku. Semoga dari Rio
From   : TyaSS iMut
To       : Citra
Jgn lupa bwa uang ya besok. Bwt byr utg,wkwkw :P
Ihh, dasar nggak jelas banget. Kirain dari Rio. Ehm,aku baru sadar kalau raut wajah Rio akhir-akhir ini keliatan lebih bahagia. Sepertinya sebuah masalah besar yang dulu membuat dia tertekan,kini udah selesai.
Tapi kenapa dia enggak pernah cerita sama aku?? Atau aku yang kurang perhatian ya sama Rio??
Karena terlalu dibayangi rasa bersalah,akhir-akhir ini aku selalu memikirkan Rio. Yah,wajar saja. Ini baru pertama kalinya aku dan Rio marahan. Selama ini kita nggak pernah marahan. Pernah sih marahan,tapi itu dulu banget,saat aku melempari cewek yang dia suka pake ular mainan karet sampai dia nangis. Tapi itu pun marahannya nggak lama.
TOK..TOK.. TOK..
Terdengar suara pintu di ketok. Aku pun bergegas berlari membuka pintu. Namun begitu pintu aku buka,aku tidak melihat ada orang di depan rumah. Aku hanya menemukan sebuah surat yang beramplop warna biru kesukaanku. Aku lalu membacanya.
Halo citraa....
,aku tau kamu pasti bingung ya melihat ulahku
Maaf deh yaa..:-P
Aku nggak pernah balas sms kamu,karna aku nggak punya pulsa sayang.. haha
Aku nggak marah sama kamu tapi aku agak tersinggung sama pernyataan kamu kemarin.
Kamu nggak tau ya.. aku itu pernah terobsesi jadi pemain bola profesional.
Dulu aku ingin sekali ikut klub sepakbola. Saat aku masih kecil,aku pernah bilang sama orangtuaku. Tapi saat itu orangtuaku nggak punya uang. Ekonomi keluargaku belum sebagus sekarang
,jadi aku kubur impian ku dalam-dalam.
Saat itu aku sempat agak frustasi. Aku marah pada keadaanku. Tapi mau gimana lagi,sepertinya Tuhan memang nggak mengijinkan.
Lagian kalau saat itu aku beneran ikut klub,pasti sekarang aku udah jadi pemain bola profesional dan TERKENAL :-P,hahaha
Trus aku sibuk,nggak sempet jadi sopirmu kan?? Kamu pasti kesepian :p
So,aku udah bisa nerima kenyataan,kalau aku hanya seorang pelajar biasa dan aku bersyukur karena aku punya teman BAWEL kayak kamu ,yg mungkin nggak aku temukan kalau aku jadi seorang pemain bola.
,jadi Citra,kamu harus maklum sama kecintaanku sama sepakbola
Yahh,karena temanmu yang ganteng ini bukan cuma hobi sepakbola tapi aku sangat CINTA dan TEROBSESI sama sepak bola

Temanmu RIO         
Tak terasa airmataku jatuh membasahi pipi. Aku tutup surat yang berisi tulisan Rio dengan perasaan campur aduk. Antara lega,bahagia dan menyesal.

Ah ,Rio. Makasih... maafin aku ya.Aku terlalu berburuk sangka sama kamu
Aku bukan teman baik untukmu. Maafin aku....
Ternyata aku belum benar-benar mengenal kamu...


#CERPEN INI DITULIS UNTUK TUGAS BAHASA INDONESIA KELAS X YANG BERDASARKAN KISAH NYATA YANG DIBUMBUI DENGAN FIKSI YANG BANYAK :P :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar